Search

Teori dan Pemikiran Linguistik yang Berkembang di Indoensia


Pada dasarnya, jika dilihat dari segi teknik analisis suatu kalimat, ada dua macam teori linguistic yang pernah berkembang di Indonesia, secara garis besarnya, yaitu teori linguistic tradisional dan teori linguistic modern. Ada enam teori linguistic yang diperkenalkan kepada mahasiswa strata satu, yaitu stu teori linguistic tradisional dan lima teori linguistic modern atau teori linguistic structural.

  1. Teori linguistic yang berkembang di Indonesia
    1. Teori linguistic tradisional
      Perintis linguistic pada masa Yunani kuno, plato (436-338 SM) telah memberikan prinsip-prinsip dasar linguistic. Kemudian, perintis linguistic berikutnya, Socrates (469-399 SM), melanjutkan ide-ide Plato dan Socrates yang berpandangan tentang bahasa sebagai berikut. Teori sintaksis tradisional menjelaskan bagaimana cara membuat atau menyusun kalimat yang benar berdasarkan seperangkat aturan yang eksplisit. Teori sintaksis tradisional menyandarkan diri pada intelegensi dan intuisi yang didasari oleh pengertian-pengertian semantic atau nasional dan filosofis.
    2. Teori linguistic transformasi generative
      Sejak masa Yunani Kuno, kemudian disusul Abad pertengahan, abad ke-17, ke-18 dan abad-29, para linguis telah melahirkan konseplinguistik yang mendasar sehingga teori linguistic secara bertahap terus berkembang dan mendekati kesempurnaannya menjadi ilmu yang objektif dan ilmiah.
      Ciri-ciri teori linguistic transformasional antara lain:

      1. Bersifat rasionalistis, dan antibehaviorisme
      2. Bertujuan menemukan apa yang semesta dan teratur dalam memahami dan menghasilkan kalimat yang gramatikal
      3. Memakai konsep-konsep competence dan performance
      4. Membedakan struktur lahir dan struktur.
    3. Teori linguistic stratifikasi
      Teori linguistic stratifikasi dilontarkan dan dikembangkan oleh Sidney Lamb dari Universitas California. Beliau menerbitkan buku pengantar tata bahasa stratifikasi yang berjudul Outline of Stratification Grammar. Tata bahasa stratifikasi mengambil nama dari aneka ragam strata 'lapisan' yang terdapat dalam satu bahasa. Strata ini ada hubungannya dengan tingkatan-tingkatan analisis suatu bahasa.
      Ciri-ciri teori linguistic stratifikasi antara lain:

      1. Bahasa dipandang sebagai system hubungan –hubungan dan bukan system unsure-unsur.
      2. Bahasa dianggap system statis, jadi menentang konsep-konsep yang menggambarkan proses.
      3. Bahasa dianggap sebagai system jaringan dan kaidah-kaidah realisasi yang menghubungkan bagian-bagian struktur yang disebut strata, ada strata leksem, strata morfem, dan strata fonem.
    4. Teori linguistic tagmemik
      Tata bahasa yang mereka kembangkan itu terkenal dengan nama Tata Bahasa Tagmemik atau teori tagmemik. Cirri-ciri teori tagmemik antara lain:
      1. Bersifat fungsionalistis
      2. Membedakan satuan etik dan satuan emik
      3. Analisis gramatika tidak hanya terbatas pada kalimat, tetapi sampai ke wacana
      4. Satuan dasar berupa tagmem
    5. Teori linguistic kasus
      Secara garis besar, cirri-cir teori kasus, antara lain:

      1. Bersifat generative
      2. Mendapat pengaruh dari Pike
      3. Dalam semantic dianggap bahwa nomina berhubungan dengan verba dalam struktur batin berupa pelbagai kasus, seperti kasus pelaku, penderita, penerima dan sebagainya.
    6. Teori linguistic fungsional
      Cirri utama teori linguistic fungsional antara lain:

      1. Teori ini member tempat kepada tiga lapisan fungsi, yakni fungsi semantic: pelaku, tujuan, penerima dan seterusnya.fungsi sintaksis:subjek, predikat, objek, dan pelengkap: fungsi pragmantis: tema dan ekor, topic dan focus.
      2. Tidak mengenal transformasi, filter, dekomposisi leksikal
      3. Deskripsi ungkapan bahasa dimulai dengan pembentukan predikasi dasar yang dilakukan dengan penyisipan ungkapan ke dalam kerangka predikat.
      4. Pengungkapan bahasa berjalan dari semantic ke sintaktis terus ke pragmatic dan berakhir pada apa yang disebutnya ezpression rules.
  2. Hubungan teori dan metode dalam linguistic
    Teori-teori dan pemikiran linguistic yang sudah ditinjau sepintas pada subbab7.2 di atas merupakan system yang makin abstrak sehingga menghasilkan penjelasan, prediksi, rekontruksi, interpretasi, evaluasi dan dapat merumuskan kaidah atau hokum. Metode dalam linguist, sebagaimana dalam ilmu-ilmu lain adalah metode ilmiah, yaitu berupa siklus empiris, yakni proses yang berlangsung dari metode induktif ke metode deduktif, dan dari metode deduktif kembali ke metode induktif. Metode induktif mencakup empat langkah yaitu pengamatan data, wawasan atas struktur data, perumusan hipotesis, dan pengujian hipotesis. Teori linguistic dan metode ilmiah saling menunjang, artinya, metode yang tepat hanya dapat dilaksanakan atas dasar teori yang bermutu, yakni yang eksplisit, sistematis, dan objektif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...