Bom waktu apa sih? Yang namanya bom waktu ya nunggu waktu akan meledak. Yang namanya mahasiswa pasti akan selesai juga. Ya so pasti memasuki dunia skripsi sebelum mendapatkan gelar Sarjananya (S1). Disinilah mahasiswa banyak yang frustasi atau stress gara-gara skripsi. Banyak alasan mereka kenapa sampai strees. Setiap mahasiswa otomatis berbeda-beda dalam menanggapi alasan-alasan kenapa samapi seperti itu. Kadang muncul persepsi yang mengatakan MAPALA(mahasiswa paling lama) ini bukan menjatuhkan UKM Mapala namun pas aja(Maaf).
Mulai dari desakan dari orang tua yang terus menerus menghantui seorang mahasiswa ditambah lagi nilai mahasiswa itu sendiri masih anjlok. Kalau mengenai masalah ini sih, yang namanya orang tua mau melihat anaknya sukses, yang mereka tahu itu gelar Sarjana ditempuh dengan kurun waktu selama 4 tahun. Jadi otomatis donk mereka mendesak setelah 4 tahun kalian kuliah. Ada juga karena kegiatan extrakurikuler mereka yang mendesak mereka untuk tidak meninggalkan kegiatan itu sehingga mereka lebih mengorbankan akademik mereka. Kalau masalah ini sih banyak versi yang saya dapatkan, ada yang menganggap extrakurikuler itu akan membantu mendapatkan kerja nantinya dengan alasan ini betul juga sih karena setiap perusahaan yang menerima karyawan selalu menanyakan pernah ikut kegiatan extrakurikuler di bangku kuliah tidak. Itu yang menjadikan mereka lebihh mentingin kegiatan terlebih dahulu sebelum menyelesaikan gelar sarjananya(alasan bagi mahasiswa yang terjun ke kegiatan extra tersebut). Ada juga yang memberikan alasan bahwa kegiatan itu hanya akan menjadikan seorang mahasiswa itu lama akan selesai, ini alasan masuk akal juga kan karena jika mendalami yang namanya UKM itu kan jadwalnya padat jadi otomatis kuliah akan terbengkalai, ini juga benar. Namun dari sekian banyak alasan, bagusnya itu ikut kegiatan UKM namun tidak menyepelekan kuliah jadinya sejalan. Ini merupakan langkah yang tepat untuk masa depan kita. Kuliah lancar namun pengalaman berorganisasi sudah ada sebagai pegangan kita memasuki dunia kerja setelah selesai nanti. Ok.
Ada juga mahasiswa mengambil alasan lama selesai di skripsi gara-gara dosen pembimbing skripsinya yang galak, suka marah, sehingga menjadikan seorang mahasiswa jadi takut untuk konsultasi ke pembimbingnya yang menjadikan terhambatnya dalam menyelesaikan skripsinya tersebut. Banyak unek-unek yang saya dengar mengenai masalah ini, salah satunya datang dari mahasiswa dari perguruan tinggi di Makassar. Dia mengatakan bahwa: ”saat mendapatkan dosen pembimbingnya mendapatkan dosen yang dikenal killer jadinya langsung down sebelum mengerjakan skripsi tersebut, namun diteruskan untuk mengerjakan proposal dan langsung konsul kepembimbingnya dengan menelponnya terlebih dahulu tapi yang namanya dosen killer jadinya diterima dengan nada-nada kesel, tapi tidak ambil pusing. Datang langsung kerumahnya, konsul dimulai. Setelah selesai wooo dosen tersebut langsung mengatakan “sudah selesai kan jadi sudah bisa pulang saya mau pergi. Setelah selesai mengatakan itu dosen tersebut langsung tutup laptop terus pergi meninggalkan mahasiswa itu”. Apakah seorang dosen mesti memperlihatkan sifat yang seperti itu, walaupun lagi sibuk tapi bisa aja kan membiarkan mahasiswa itu pergi dulu baru pergi. Pernah juga ada mahasiswa yang datang ke dosen yang sama, baru keluar pintu selangkah langsung ditutupin pintu. Apakah dosen kita mesti memperlihatkan sifat yang tidak sopan seperti itu. Mendengar cerita ini saya serasa menangis dalam hati melihat kelakuan dosen seperti itu. Apakah mesti seorang mahasiswa menghormati dosennya sedangkan dosennya sendiri tidak memperlihatkan sifat yang baik.
Walaupun kami semua seorang mahasiswa yang merangkak memohon ke dosen pembimbing tapi kami semua mahasiswa perlu dihormati juga walaupun sebatas sebagai tamu kalian layaknya tamu-tamu yang lain.
HIDUP MAHASISWA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar