Dari tahun ke tahun jumlah orang yang merokok semakin meningkat di Indonesia. Hasil SKRT tahun 1986 sebanyak 52,9% laki-laki merokok, dan 3,6% perempuan merokok. Angka ini meningkat menjadi 68,8% pada laki-laki dan 2,6% pada perempuan pada tahun 1995. Usia pertama kali merokok adalah 5 tahun, dan sebagian besar merokok pada usia 15-19 tahun, serta terbanyak merokok pada usia 20 tahun.
Rokok merupakan salah satu produk industri dan komoditi internasional yang mengandung sekitar 3.000 bahan kimiawi. Unsur-unsur yang penting antara lain : tar, nikotin, benzopyrin, metal-kloride, aseton, ammonia, dan karbon monoksida. Di antara sekian banyak zat berbahaya ini, ada 3 yang paling penting, khususnya dalam hal kanker, yakni :
Tar adalah kumpulan dari ratusan bahan kimia dalam komponen padat asap rokok, dan bersifat karsinogen. Pada saat rokok dihisap, tar masuk ke dalam rongga mulut sebagai uap padat. Setelah dingin, akan menjadi padat dan membentuk endapan berwarna cokelat pada permukaan gigi, saluran pernapasan, dan paru-paru. Pengendapan ini bervariasi antara 3-40 mg per batang rokok, sementara kadar tar dalam rokok berkisar 24 – 45 mg.
b. Nikotin
Nikotin merupakan zat adiktif yang mempengaruhi syaraf dan peredaran darah. Zat ini bersifat karsinogen, dan mampu memicu kanker paru-paru yang mematikan. merangsang pelepasan catecholamine yang bias meningkatkan denyut jantung, meracuni saraf tubuh, meningkatkan tekanan darah, menimbulkan penyempitan pembuluh darah tepi, dan menyebabkan ketagihan dan ketergantungan pada pemakainya. Kadar nikotin 4-6 mg yang diisap oleh orang dewasa setiap hari sudah bisa membuat seseorang ketagihan. Di Amerika Serikat, rokok putih yang beredar di pasaran memiliki kadar 8-10 mg nikotin per batang, sementara di Indonesia berkadar nikotin 17 mg per batang.
c. Karbon Monoksida (CO)
Karbon Monoksida adalah zat yang mengikat hemoglobin dalam darah, membuat darah tidak mampu mengikat oksigen. Seharusnya, hemoglobin ini berikatan dengan oksigen yang sangat penting untuk pernapasan sel-sel tubuh, tapi karena gas CO lebih kuat daripada oksigen, maka gas CO ini merebut tempatnya “di sisi” hemoglobin. Jadilah, hemoglobin bergandengan dengan gas CO. CO merupakan 1-5% dari asap rokok. Zat ini mengusung oksigen dalam darah (eritrosit) dan membentuk carboxihaemoglobin. Seorang perokok akan mempunyai carboxyhaemoglobin lebih tinggi dari orang normal, sekitar 2-15%.
Pada orang normal carboxyhaemoglobin hanya sekitar 0,5-2%. Selain itu CO merusak dinding arteri pada akhirnya dapat menyebabkan atherosclerosis dan penyakit jantung koroner. CO juga merusak bayi dalam kandungan.PANDEMI MEROKOK
Selain AIDS maka rokok boleh di katakan sudah mencapai tingkat pandemitas. Merokok sudah (a) menjalari seluruh penduduk dunia dengan (b) prevalensi yang cukup tinggi, ditambah dengan, (c) kecenderungan peningkatan penggunaanya, terutama di Negara-negara berkembang.
Negara yang paling menonjol dalam hal merokok adalah Cina dimana :
· Prevalensi pemakai/perokok yang tinggi dan merata ke seluruh Negara.
· Jenis rokok yang di pakai, kebanyakan kretek.
· Tampak merupakan bagian budaya/kehidupan masyarakat karena menjadi ‘Hoby’ semua orang, terutama lelaki (61% dari penduduknya).
Tanda-tanda pandemitas secara rinci dapat di tulis sebagai berikut :
· Diperkirakan sejumlah 1,1 miliar perokok dunia berumur 15 tahun ke atas, sepertiga dari total penduduk dunia.
· 800 juta perokok berada di Negara-negara sedang berkembang, di dominasi oleh kaum lelaki (700 juta), dan terutama di Asia.
· Peningkatan konsumsi rokok yang sudah mencapai 7 juta ton, dengan peningkatan 1,4% pertahun. Rata-rata rokok yang di isap per hari 24gr/hari di Negara-negara sedang berkembang.
· Menjelang tahun 2020 kematian yang di sebabkan oleh rokok akan meningkat sampai 10 juta, di mana 70% terjadi di Negara-negara berkembang.
Menurut Bank Dunia, konsumsi rokok Indonesia sekitar 6,6% dari seluruh konsumsi dunia. Hasil Susenas (Survei Sosial Ekonomi Nasional) 2001 menyebutkan bahwa :
• 27% penduduk berusia di atas 10 tahun menyatakan merokok dalam satu bulan terakhir.
• 54,5% penduduk laki-laki merupakan perokok dan hanya 1,2% perempuan yang merokok.
• Terdapat peningkatan sebesar 4 % penduduk umur diatas 10 tahun yang merokok dalam kurun waktu 6 tahun.
• 92,0% dari perokok menyatakan kebiasaannya merokok di dalam rumah ketika bersama anggota rumah tangga lainnya, dengan demikian sebagian besar anggota rumah tangga merupakan perokok pasif.
• 68,5% penduduk mulai merokok pada usia 20 tahun meningkat 8% dari Susenas 1995 yaitu 60,0%.
• Peningkatan usia muda yang merokok, kelompok umur 25-29 tahun (75%) dan kelompok umur 20-24 tahun (84,0%).Walaupun seluruh masyarakat telah melihat akibat dari merokok itu, namun tak ada rasa penyesalan dalam merokok..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar